Telaah Historis pada Manajemen Dakwah Siti Rajana Hasibuan di Kabupatem Padang Lawas Sumatera Utara

Hamdan Daulay (UIN Suka Yogyakarta, Indonesia)

Abstract


With the extraordinary achievements in educating children and becoming
an al Qur’an reciting teacher for a long time, the society gave her the title of an
exemplary teacher to Siti Rajana Hasibuan, although she never received any
certificate from the government. From the gender perspective, she also deserves to
be called a woman public figure who has really proven herself that she is able to
achieve an extraordinary achievement in religious teaching. Her relentless,
persistent, and patient struggle in teaching her village children is entitled to be an
example for everybody. Indeed, gender does not have to follow the trend to fight for
equality between men and women in politics and sports. Women can stand up as an
example in many other fields, including preaching and religious teaching. In her
preaching struggle, not everything goes smoothly. There were moments where she
faced obstacles and challenges in preaching as the juvenile delinquency increases.
At the moment, Siti Rajana Hasibuan feels that the struggle to teach children in
reading al Qur’an is immensely hard. The rapid growth of media makes children
ignore the study in al Qur’an reading, which makes her concerned about the
generation which is al Qur’an illiterate when many children ignore religious
teaching.
Keyword: Preaching Exemplary, Studying Al-Quran, Preaching Challenges
Abstrak
Keberhasilan yang luar biasa dalam mendidik anak dan juga menjadi guru
mengaji dalam waktu yang cukup lama, masyarakat memberi predikat guru
teladan kepada Siti, walaupun ia tidak pernah menerima selembar sertifikat dari
pemerintah. Dari perspektif jender, ia juga pantas disebut sebagai tokoh wanita
yang telah membuktikan diri secara nyata bahwa ia mampu mengukir prestasi yang
luar biasa dalam bidang pendidikan agama. Perjuangannya yang gigih, ulet dan
sabar dalam mendidik anak-anak di desanya, pantas menjadi teladan bagi semua
masyarakat. Karena sesungguhnya jender tidak harus latah memperjuangkan
kesetaraan wanita dengan pria dalam bidang politik dan olah raga. Wanita bisa
tampil menjadi teladan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang dakwah dan
pendidikan agama. Perjuangan dakwah Siti tentu tidak semua berjalan mulus, ada
saatnya ia mengalami hambatan dan tantangan dakwah seiring dengan semakin
banyaknya kenakalan remaja. Saat ini Siti merasakan betapa berat perjuangan
mendidik anak-anak dalam belajar membaca al Qur’an. Kehadiran media yang
begitu pesat membuat anak-anak semakin lalai dalam belajar membaca al Qur’an,
sehingga membuat kekhawatiran Siti pada generasi yang buta huruf al Qur’an
ketika semakin banyak anak-anak yang lalai belajar agama.
Kata Kunci: Dakwah, Tantangan.

Full Text:

PDF

References


Abdul Munif, Antologi Pemikiran pendidikan Islam Tokoh Indonesia, Yogyakarta,

Pilar Media, 2012

Ahmad Faisal, Problem Dakwah di Tengah Maraknya Pornografi, Yogyakarta,

KBM UGM, 2013

Ahmad Kurniawan, Latah Gender Ditinjau dari Berbagai Perspektif,

Yogyakarta, Yayasan Fokus, 2009

Ahmad Syafi’i Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: LP3ES, 2007

Ahmad Supardi, Peran Wanita dalam Aktivitas Menulis di Media Massa,

Yogyakarta: KBM UGM, 2012

Ahmad Sukoyo, Peran wanita dalam Politik Praktis Tinjauan dari Aspek Gender

Yogyakarta, KBM UGM, 2013

Alun Muslow, Deconstructing History, New York: Routledge, 1997

Animatul Khoiriyah, Mendobrak Belenggu Politik dan Budaya Untuk Kebebasan

Wanita, Yogyakarta: KBM UGM, 2009

Ahmad Lutfi, Transmigrasi dan Penguatan Ekonomi , Gramedia, Jakarta: 2009

Ahmad Zainuddin, Peluang dan Tantangan Masyarakat Transmigrasi di daerah

Tapanuli Selatan, UGM. Yogyakarta: 2011

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga University

Press, 2011

Burahanuddin Yahya, Kerukunan dan Toleransi di Tengah Pluratis Bangsa,

Yayasan Ilmu, Jakarta:2008

Faisal Ismail, Pencerahan Spiritualitas Islam di Tengah Kemelut Zaman Edan,

Titian Wacana, Yogyakarta, 2008

Hamdan Daulay, Pasang Surut Dakwah di Tengah Persoalan Budaya, Politik dan

Keluarga, YFY, Yogyakarta, 2009

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

Mizan, Bandung, 2001

John Rex,”Multicultural and Plural Societies”, dalam Montserrat Guiberneau and

John Rex, The Ethnicity Reader, London, Polity Press, 1997

Kodiran, Pluralitas dan Kekayaan Khazanah Budaya Indonesia, Rosdakarya,

Bandung: 2013

Kuntowijoyo, Paradigma Kebudayaan Islam, Mizan, Bandung, 1992

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2009

Mudji Sutrisno (ed), Cultural Studies Tantangan Bagi Teori-Teori Besar

Kebudayaan, Yogyakarta: Koekoesan, 2007

Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah, Media Dakwah, Jakarta, 1988

Nurcholis Madjid, Islam Agama kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru

Islam Indonesia, Jakarta, Paramadina, 1995

Quraish Shihab, Lentera Hati, Mizan, Bandung, 1994.




DOI: https://doi.org/10.24952/tad.v1i1.1794

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




View My Stats