Komunitas Muslim Minoritas: Problematika Migrasi dan Muslim Minoritas di Uni Eropa

Icol Dianto* -  Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan, Indonesia

Abstract: The European Union is a destination country for immigrants from the Middle East and Africa. These immigrants seek protection (asylum) to the European Union because of conflicts in their home countries, both religious conflicts, political oppression, economic difficulties, and social unrest. This article aims to uncover the problems of the Muslim community as a minority group in the European Union. The author uses library research methods with a qualitative descriptive approach. The author found that the cause of Muslim migration to the European Union was due to conflict and war, economic crisis, and political oppression so they sought protection from the European Union. The election of the European Union as a destination country is because the European Union has opened itself to accept immigrants and is bound by international agreements so that the European Union has the responsibility to provide security protection for asylum seekers. The author also found that the arrival of immigrants to the European Union posed problems such as an immigrant identity crisis between national identity and citizenship identity, concerns of local European Union citizens over the issue of Islamization of Europe, fear of the threat of terrorism, and jealousy for Muslim immigrants because it was funded by EU member states. EU leaders are working to resolve this migration issue through joint financing between member countries and countries of origin of immigrants, equal distribution of immigrants, and strict selection of immigrants entering the European Union. Meanwhile, to solve the identity crisis, there are three models offered, namely integration, assimilation, and multiculturalism to create community inclusivism.

Keywords: Muslim minorities, Muslim Europe, Muslim immigration, Islamophobia.

 

Abstrak: Uni Eropa menjadi negara tujuan bagi para imigran dari Timur Tengah dan Afrika. Para imigran ini mencari perlindungan (suaka) ke Uni Eropa karena terjadi konflik di negara asalnya, baik konflik agama, penindasan politik, kesulitan ekonomi dan kerusuhan sosial. Artikel ini bertujuan mengungkap problematika komunitas muslim sebagai kelompok minoritas di Uni Eropa. Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penulis menemukan bahwa penyebab migrasi muslim ke Uni Eropa karena terjadi konflik dan peperangan, krisis ekonomi dan penindasan politik sehingga mereka mencari perlindungan ke Uni Eropa. Terpilihnya Uni Eropa sebagai negara tujuan disebabkan Uni Eropa membuka diri untuk menerima kedatangan imigran dan terikat oleh perjanjian internasional sehingga Uni Eropa memiliki tanggungjawab untuk memberikan perlindungan keamanan bagi para pencari suaka. Penulis juga menemukan bahwa kedatangan imigran ke Uni Eropa menimbulkan persoalan yaitu krisis identitas imigran antara identitas kebangsaan dan identitas kewarganegaraan, kekhawatiran masyarakat lokal Uni Eropa atas isu islamisasi Eropa, ketakutan atas ancaman terorisme, dan kecemburuan kepada imigran muslim karena dibiayai oleh negara anggota Uni Eropa. Pemimpin Uni Eropa berupaya menyelesaikan isu migrasi ini melalui pembiayaan bersama antara negara anggota dengan negara asal imigran, pemerataan imigran, dan seleksi ketat terhadap imigran yang masuk ke Uni Eropa. Sementara itu, untuk menyelesaikan krisis identitas, ada tiga model yang ditawarkan yaitu integrasi, asimilasi dan multikultural untuk menciptakan inklusivisme masyarakat.

Kata kunci: Muslim minoritas, Muslim Eropa, Muslim imigrasi, Islamophobia.

  1. Ali, N., “Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam, and Pusat Pengajian Sains Kemasyarakatan: Cabaran-Cabaran Pelarian Rohingya Muslim: Kajian Kes di Pulau Pinang”, Social Sciences Postgraduate International Seminar (SSPIS), Vol. 13, 2014.
  2. Al-Atsari, Ali bin Hasan al-Halabi, Dharuriyatul Khamsy: Lima kebutuhan yang harus dijaga umat Islam. Sumber: https://almanhaj.or.id/3373-dharuriyyatul-khams-lima-kebutuhan-penting-yang-harus-dijaga-oleh-kaum-muslimin.html. Diakses pada Oktober 2019.
  3. Ashari, M. I., dan Mahmud, A. K., “Apakah yang Memengaruhi Fenomena Migrasi Masuk ke Wilayah Perkotaan?”, EcceS (Economics, Social, and Development Studies), Vol. 5, no. 1, 2018, h. 61-79. DOI: https://doi.org/10.24252/ecc.v5i1.5237
  4. Aziz, M., Zulfadli, Z., dan Nurainiah, N., “Problematika Dakwah di Negeri Minoritas Muslim”, Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 5, no. 2, 2019. DOI: http://dx.doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v5i2.5358.
  5. Azzuriyyah, N., dan Markhamah, M., Makna Kata Perang Dalam Surah Al-Baqarah dan Ali-Imran, (Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019).
  6. BBC, Amerika Serikat Tidak Akan Berikan Status Penduduk Tetap Kepada Imigran Penerima Program Bantuan, Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-49315306. Diakses pada Oktober 2019.
  7. Beauchemin, C., Lagrange, H., dan Safi, M., “Transnationalism and Immigrant Assimilation in France: Between here and there?”, Centre pour la Communication Scientifique Directe/CCSD, 2011. https://hal-sciencespo.archives-ouvertes.fr/hal-01069469/
  8. Constant, A. F., Nottmeyer, O., dan Zimmermann, K. F., “Cultural Integration in Germany”, Cultural Integration of Immigrants in Europe, 2009, h. 69-124.
  9. Cordovez, A. C. V., “Intercultural Orientation and Support When Living as a Hispanic-American Expatriate in Jakarta”, Jurnal Komunikasi Indonesia, 2018, h. 17-27.
  10. Dewi, E., “Migrasi Internasional dan Politik Luar Negeri Indonesia”, Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, Vol. 9, no. 1, 2013. DOI: https://doi.org/10.26593/jihi.v9i1.535.%25p
  11. Falcous, M., dan Silk, M. L., “Olympic Bidding, Multicultural Nationalism, Terror, and The Epistemological Violence of ‘Making Britain Proud’, Studies in Ethnicity and Nationalism, Vol. 10, no. 2, 2010, h. 167-186.
  12. Farrar, M., et.all, (eds), Islam in the West: Deconstructing The Debate Around Sport And The Question Of Muslim Minorities In The West (Mahfoud Dan Ian Henry-Authors), (London: Palgrave Macmillan Publisher, 2012), h. 138-141.
  13. Gaol, H. L., Migrasi Akibat Politik Bumiputra Malaysia, sumber: https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2010/04/100330_malaysiabraindrain. Diakses pada Oktober 2019.
  14. Haris, A., “Migrasi Internasional, Jaminan Perlindungan, dan Tantangan Ekonomi Global”, Populasi, Vol. 12, no. 1, 2001. DOI: https://doi.org/10.22146/jp.12272
  15. Hasan, A. M., Tahun Emas Populis Sayap Kanan, Penjual Retorika Anti-Muslim, Sumber: https://tirto.id/tahun-emas-populis-sayap-kanan-penjual-retorika-anti-muslim-dcFP. Diakses pada Oktober 2019.
  16. Hasan, J., “Kiprah Organisasi Islam Untuk Muslim Minoritas di Asia Tenggara”, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 25, no. 2, 2020, h. 246-269. DOI: http://dx.doi.org/10.22373/albayan.v25i2.6675
  17. https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_pengungsi_di_Uni_Eropa
  18. Hussain, N. E, Abdullah, N., and Abdullah, H., “Hubungan Migrasi Dalaman Dengan Faktor-Faktor Penarik: Kajian Kes di Malaysia”, Jurnal Ekonomi Malaysia, Vol. 49, no. 2, 2015, h. 121-133. DOI: http://dx.doi.org/10.17576/JEM-2015-4902-10.
  19. Kaplan, J., “Islamophobia in America?: September 11 and Islamophobic hate crime,” Terrorism and Political Violence, Vol. 18, no. 1, 2006, h. 1-33.
  20. Kartini, I., “Minoritas Muslim di Australia dan Inggris”, Jurnal Penelitian Politik, Vol. 3, no. 1, 2016, h. 91-99.
  21. Kartini, I., “Dinamika Minoritas Muslim di Amerika Serikat”, Jurnal Penelitian Politik, Vol. 2, no. 1, 2016, h. 97-107.
  22. Khurun’in, I., “Melintasi Batas Negara-Bangsa: Formasi Gerakan Perlindungan Hak Buruh Migran Domestik di Malaysia”, Jurnal Hubungan Internasional, Vol. 5, no. 2, 2017, h. 181-192. DOI: https://doi.org/10.18196/hi.5296
  23. Krasner, S. D., dan Froats, D. T., Minority Right and The Westphalian Model, The International Spread of Ethnic Conflict: Fear, Diffusion, and Escalation Ed. David A Lake and Donald Rothchild, New Jersey, (USA: Princeton University Press, 1998), h. 230-231.
  24. Kusumawardhana, I., “European Union in Crisis: Menguatnya Pandangan Berbasis Kedaulatan di dalam Krisis Ekonomi Uni Eropa”, Jurnal Hubungan Internasional, Vol. 6, no. 1, 2013.
  25. Liauzu, C., “Les Banlieues Identitaires”, Confluence Méditerranée, Vol. 16, 1995, h. 93-100.
  26. Lubis, U., Tumbuhnya sikap anti-imigran Muslim di Eropa dan Australia, Sumber: https://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/89155-anti-imigran-muslim-eropaaustralia. Diakses pada Oktober 2019.
  27. Mansornor, I. A., Kuliah Contemporary Islamic World, Kamis, Ruang 2.11 Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, 2019.
  28. Massey, D. S., “The New Immigration and Ethnicity in The United States”, Population and Development Review, 1995, h. 631-652.
  29. Massey, D. S., et.al., “An Evaluation of International Migration Theory: The North American Case”, Population and development Review, 1994, h. 699-751.
  30. Mentari, R. Y., “Penafsiran al-Syarawi Terhadap Ayat-ayat Al-Quran Tentang Wanita Karir: Qs. Al-Taubah (90: 71, Qs Al-Nisa’ (4): 32 dan Qs. Ali-Imran: 195”.
  31. Moudden, A. E., “The Ambivalence of Rihla: Community Integration and Self-Definition in Moroccan Travel Accounts, 1300-1800”, Muslim Travelers, Migration, and The Religious Imagination, 1990, h. 69-84.
  32. Mubdi, U., Implikasi Krisis Pengungsi di Uni Eropa, Sumber: https://news.detik.com › kolom › implikasi-krisis-pengungsi-di-uni-eropa. Diakses pada Oktober 2019.
  33. Muharjono dan Eflar, V. M., “Implementasi Kebijakan Common European Asylum System (Ceas) Jerman Dalam Penerimaan Pengungsi, 2015-2017” Jurnal Studi Diplomasi Dan Keamanan, Vol.10 No.1 (2018), hlm. 83. Sumber: http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/jsdk/article/view/2599. Diakses pada Oktober 2019.
  34. Mustafa, U., “Ekpresi Politik Minoritas Muslim di Eropa Antara Kenyataan dan Harapan”, Al-Qisthas: Jurnal Hukum dan Politik Ketatanegaraan, Vol. 9, no. 2, 2019, h. 115-126.
  35. Nashrullah, N., Muslim Kanada Berkembang di Tangan Imigrasi, Sumber: https://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/15/08/23/ntjd851-muslim-kanada-berkembang-di-tangan-imigrasi. Diakses pada Oktober 2019.
  36. Netton, I. R., “Basic Structures and Signs of Alienation in the Rihla of Ibn Jubayr”, Journal of Arabic Literature, Vol. 22, no. 1, 1991, h. 21-37. DOI: https://doi.org/10.1163/157006491X00025
  37. Parstoday, Tantangan Imigran Muslim di Eropa, Sumber: https://parstoday.com/id/radio/programs-i66187-tantangan_imigran_muslim_di_ eropa_(7) . Diakses pada Oktober 2019.
  38. Pribadi, A. M., Peran Uni Eropa Melalui Program Common European Asylum System Dalam Menangani Pengungsi Suriah: Studi Kasus Negara Jerman, Skripsi, Tesis dan Disertasi FISIP UNPAS, 2019.
  39. Primawati, A., “Remitan Sebagai Dampak Migrasi Pekerja Ke Malaysia”, dalam Sosio Konsepsia, Vol. 16, no. 2, 2011, h. 209-222. DOI: https://doi.org/10.33007/ska.v16i2.804.
  40. Rauf, F. A., “The Relationship Between The Muslim World and The United States and The Root of Islamophobia in America”, Journal of Ecumenical Studies, Vol. 51, no. 2, 2016, h. 189-197. DOI: 10.1353/ecu.2016.0028.
  41. Rufinaldo, R. C., KTT Uni Eropa di Brussels Fokus Pada Isu Migrasi, Sumber: https://www.aa.com.tr/id/dunia/ktt-uni-eropa-di-brussels-fokus-pada-isu-migrasi/1286625. Diakses pada Oktober 2019.
  42. Salsabila, S., “Reorientasi Kebijakan Migrasi Terbuka dalam Sistem Negara Kesejahteraan Swedia pada Masa Krisis Migran Eropa Tahun 2015”, Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7, no. 3, 2018, h. 357-376.
  43. Schunck, R., “Transnational Activities and Immigrant Integration in Germany” in Transnational Activities and Immigrant Integration in Germany, (Springer, Cham, 2014), h. 179-199. DOI https://doi.org/10.1007/978-3-319-03928-2_6.
  44. Setiawan, S., dan Affan, M., “Muslim di Amerika Utara dan Amerika Latin”, Madaniyah, Vol. 9, no. 1, 2019, h. 117-136.
  45. Siregar, L. P., Kebijakan imigrasi Trump membuat umat Muslim asal Indonesia khawatir, Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-38792125. Diakses pada Oktober 2019.
  46. Skoda, U., Nielsen, ‎K. B., dan Fibiger, M. Q., Navigating Social Exclusion and Inclusion in Contemporary India and Beyond, ‎(London, New York, Delhi, Anthem Press, 2014), 1-18.
  47. Syarif dan Qudsy, S. Z., “Memahami Hijrah Dalam Realitas Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad”, Jurnal Living Hadis, Vol. 4, no. 2, 2019, h. 277-307. DOI: https://doi.org/ 10.14421/livinghadis.2019.2021
  48. Wafirotin, K. Z., “Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga TKI di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo”, Ekuilibrium: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, Vol. 8, no. 1, 2016, h. 15-33. DOI: 10.24269/ekuilibrium.v8i1.36
  49. Wolf, S., Migration and Refugee Governance in the Mediterranean: Europe and International Organizations at a Crossroads, (New-Med Research Network, Istituto Affari Internazionali, 2015). Diakses melalui situs https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_ pengungsi_di_Uni_Eropa pada Oktober 2019.
  50. Zenudin, N. F., “Women Position Based on Interpetation of QS. At-Taubah Verse 71, QS. An-Nahl Verse 58-59, QS. Al-Isra’ Verse 70, and QS. Ali-Imran Verse 195”, International Conference of Moslem Society, Vol. 3, 2019.


 

SEKRETARIAT JURNAL AT-TAGHYIR

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jl. H.T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan Telp. (0634)22080.

 Email: jurnaltaghyir@uinsyahada.ac.id