Model Dakwah LDII Yogyakarta dalam Penguatan Kerukunan Umat Beragama (Ditinjau dari Perspektif Manajemen Dakwah)

Halimah Lubis (Kanwil Kemenag DIY, Indonesia)

Abstract


Dakwah sejatinya bisa memberi kesejukan dan kedamaian bagi masyarakat, karena dengan pesan damai akan membuat setiap kelompok saling menghargai. Model dakwah bisa saja dilakukan dengan berbagai bentuk, namun tujuannya sama, untuk amar makruf nahi munkar. Dalam konteks Indonesia yang plural, baik dari aspek agama, budaya, etnis, pilihan politik dan kepercayaan, ada potensi kerukunan dan sekaligus intoleransi yang cukup besar. Model berdakwah yang dilakukan oleh masing-masing juru dakwah menjadi salah satu faktor penentu terwujudnya kerukunan atau konflik di tengah masyarakat. Ketika dakwah disampaikan dengan damai dan sejuk akan bisa mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat. Namun manakala dakwah yang disampikan penuh provokasi, ujaran kebencian dan fitnah, justru akan menimbulkan suasana kebencian, intoleransi dan konflik.

Model dakwah di lingkungan umat Islam sendiri cukup bervariasi sesuai dengan visi misi masing-masing ormas Islam. Berbagai ormas Islam, seperti NU, Muhammadiyah, al Wasliyah, FPI, hingga LDII memiliki model yang berbeda. Ada model dakwah yang toleran, terbuka, keras hingga tertutup. Pemerintah juga berusaha di tengah berbagai perbedaan yang ada agar mengutamakan kerukunan. Mengutamakan kerukunan dalam konteks berbangsa dan bernegara menjadi tujuan utama. Ada tiga model kerukunan yang menjadi kebijakan pemerintah, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan antarumat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Kata kunci untuk mewujudkan kerukunan tersebut diperlukan dialog secara kontiniu. Melalui dialog akan bisa dihindari kebencian, kecurigaan dan fitnah.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)  Yogyakarta sebagai salah satu ormas keagamaan di Indonesia sering dinilai memiliki model dakwah  yang khas dan agak tertutup. Namun sesungguhnya mereka konsisten dengan Pancasila dan selalu mendukung kebijakan pemerintah. Manajemen dakwah yang dilakukan LDII bisa saja berbeda dengan ormas Islam yang lain, namun tujuannya sama untuk amar makruf nahi munkar.  Perbedaan dalam model dakwah tentu tidak perlu membuat kecurigaan, ujaran kebencian  dan fitnah. Apalagi kita sering bicara tentang Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejatinya Pancasila tidaklah hanya sekedar permainan retorika, namun haruslah diwujudkan dalam kehidupan nyata. Bagaimana kita bisa mengaktualisasikan Pancasila dengan baik dan konsisten, kalau dalam menyikapi perbedaan masih sering terjebak dengan ujaran kebencian. Untuk itu komitmen menjaga kerukunan di tengah berbagai perbedaan yang ada haruslah menjadi perioritas semua komponen bangsa.


Full Text:

PDF

References


Abdul Munir Mulkhan, Teologi Kebudayaan Dan Demokrasi Modernitas , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995

Burhanuddin Daya, Agama Dialogis Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan Antaragama, Yogyakarta: LkiS, 2004

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis dan Analisis Historis, Jakarta: Mitra Cendekia, 2004

Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, Yogyakarta, LESFI, 2002

H.M. Quraish Shihab, Lentera Hati, Bandung, Mizan, 2002

HM Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta, al Amin Press : 2007

Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, Bandung: Mizan, 1995

John Hohenberg, ,Free Pers People, (New York: The Macmillan Co, 1993

Kuntowijoyo, Paradigma Kebudayaan Islam, Bandung: Mizan, 1992

Maarif Jamuin, Manual Advokasi Resolusi Konflik Antar Etnik dan Agama, Solo, Ciscore, 2009

Mohammad Sobary, Kebudayaan Rakyat Dimensi Politik dan Agama, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1996

Mudji Sutrisno, Cultural Studies Tantangan Bagi Teori-Teori Besar Kebudayaan, Yogyakarta, Penerbit Koekoesan, 2007

Muhammad Zainuddin, Pasang Surut Dakwah Dalam Dinamika Budaya, Politik dan Keluarga, Yogyakarta: Yayasan Fokus, 2018

Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, Bandung: Mizan, 2002

------------, Memahami Budaya Kerukunan Umat Beragama, Yogyakarta, Titian Wacana, 2003

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009

Nasaruddin Umar, Makna Jihad dalam Islam, Jakarta, Mata Air Publishing, 2016

Nurcholis Madjid, Mereduksi Eskalasi Konflik Antarumat Beragama di Indonesia, Jakarta: Kemenag RI, 2011

Toha Abdurrahman, Memahami Manajemen Dakwah dalam Penguatan Kerukunan Umat Beragama, Yogyakarta, Titian Wacana, 2013

William Rivers, The Mass Media, Reporting-Writing-Editing, ( New Delhi: University Bookstall, 1997




DOI: https://doi.org/10.24952/tad.v2i1.2498

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




View My Stats