PERAN WANITA DALAM MEMBINA BUDAYA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Hamdan Daulay (UIN Suka Yogyakarta, Indonesia)

Abstract


Gerakan kerukunan yang digagas Kementerian Agama selama ini sungguh tepat dan patut didukung di tengah pluralitas yang ada. Lewat gerakan kerukunan ini menjadi pesan bagi semua pihak, bahwa sangat tidak pantas menyebar permusuhan dengan mengatasnamakan agama. Aktualisasi dari pembinaan umat beragama  sesungguhnya sudah dilakukan  dengan baik. Tokoh-tokoh agama dengan tidak mengenal lelah sudah memberi khutbah dalam rangka membina umat. Lewat pembinaan tersebut, umat beragama diharapkan bisa menjadi kelompok masyarakat yang santun, toleran serta mencintai kerukunan dan perdamaian. Umat beragama yang taat tentu tidak akan memusuhi umat agama lain, walaupun ada perbedaan di antara mereka.

Dari realita yang ada di masyarakat, ada kaitan yang erat antara budaya yang berkembang dengan solusi pengokohan kerukunan umat beragama. Karena pada dasarnya budaya bisa menjadi pemersatu di tengah perbedaan yang ada, termasuk dalam hal perbedaan agama. Demikian pula halnya dengan peran kaum wanita dalam memperkokoh kerukunan umat beragama. Di daerah Sleman Yogyakarta misalnya, kaum wanita melalui berbagai organisasi sosial kegamaan yang ada bisa menjadi potensi besar dalam membina budaya kerukunan beragama. Peran wanita di Sleman Yogykarta bisa menjadi contoh bagi daerah lain di tanah air dalam upaya memperkokoh kerukunan di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini.


Full Text:

PDF

References


Amiruddin Siregar, Budaya sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Yogyakarta, yayasan Lekugama, 2015

Darmawan Triwibowo, Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi Demokratisasi, Jakarta, LP3ES, 2015

Endito, Atas Nama Agama, Wacana Agama Dalam Dialog Beberapa Konflik, 2007

Faisal Ismail, Pijar-Pijar Islam Pergumulan Kultur dan Struktur, Jakarta, Litbang Departemen Agama RI, 2011

Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, Yogyakarta, LESFI, 2013

------------, Membangun Kerukunan Beragama dan Berpolitik di Indonesia, Yogyakarta, Yayasan Lekugama, 2012

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosda Karya, 2005

Ma’arif Jamuin, Resolusi Konflik Antar Etnik dan Agama, Solo, Ciscoro,1999

Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah, Jakarta, Media Dakwah, 1998

Mochammad Sodik (ed), Telaah Ulang Wacana Seksualitas, Yogyakarta, PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2004

Mudji Sutrisno (ed), Cultural Studies Tantangan Bagi Teori-Teori Besar Kebudayaan, Yogyakarta: Koekoesan, 2007

MUI, Islam dan Kerukunan di Indonesia, Jakarta: 2008

MUI, Meningkatkan Kerukunan dan Kualitas Dakwah di Tengah Umat, Jakarta, 2008

Mukti Ali, Dialog Antar Agama, Yogyakarta: Yayasan Nida, 1984

Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina, 1995

Raymond Williams, Cultural Theory: An Introduction, (Oxford-UK: Blackwell Publishers, 2001

Rosnila Kusuma, Gender di Tengah Tantangan Politik dan Budaya, Yogyakarta, Yayasan Fokus, 2009

Ulil Abshar Abdalla, Membakar Rumah Tuhan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009




DOI: https://doi.org/10.24952/hik.v12i2.894

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Hamdan Daulay


HIKMAH

JURNAL ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM TERINDEX OLEH :


SEKRETARIAT JURNAL HIKMAH

 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

 Jl. H.T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan Telp. (0634)22080.