KEARIFAN LOKAL DALAM BENTUK BAHASA TUTUR SEBAGAI ALAT PEMBERDAYAAN PADA MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

Anas Habibi ()

Abstract


Wilayah Tapanuli Selatan memiliki pengetahuan lokal dalam berbagai bentuknya,
termasuk bahasa pidato setiap hari di masyarakat. Bahasa pidato sudah
tertanam dalam setiap masyarakat yang telah menjadi nilai-nilai kehidupan yang
tidak bisa dilepaskan lagi, dan adalah fitur umum dalam perilaku kehidupan
orang-orang ini. Munculnya kearifan lokal di masyarakat adalah hasil dari proses
trial and error dari berbagai pengetahuan empiris dan non-empiris atau estetika
atau intuitif. Pengetahuan lokal adalah menjelaskan fenomena tertentu yang
biasanya akan menjadi ciri khas dari kelompok masyarakat. kearifan lokal juga
dapat diwujudkan dalam bentuk cerita rakyat dengan bahasa pidato yang
ditularkan dari generasi ke generasi atau antara kelompok. Frasa seperti "Ulang
Tahun dipadohon Suharto teanan", "Godangan Huat bubuk batu mulia tu, tu
kembali Huat Jolo", "Puhut dohot padot, honok-honok gabe Miduk", suatu
bentuk kearifan lokal Tapanuli Selatan ditampilkan dengan bahasa pidato.
Untuk rincian lebih lanjut, apa dan bagaimana arti bahasa bahasa-speech sebagai
bentuk kearifan lokal di wilayah Tapanuli Selatan yang berkaitan dengan
pemberdayaan, jurnal mencoba untuk menjawab. Metode penelitian ini
menggunakan analisis teks.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24952/hik.v10i1.694

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Hikmah


HIKMAH

JURNAL ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM TERINDEX OLEH :


SEKRETARIAT JURNAL HIKMAH

 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

 Jl. H.T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan Telp. (0634)22080.